Thursday, February 6, 2020

Menelusur unsur kebencian pada lagu PAUD

Saya pernah mendengar satu lagu yang sering anak-anak PAUD nyanyikan yang berjudul Tepuk Islam, seperti ini liriknya:

Tepuk Islam (Prok..prok..prok)
Agamaku? (Prok..prok..prok) Islam
Tuhanku? (Prok..prok..prok) Allah
Nabiku? (Prok..prok..prok) Muhammad
Kitabku? (Prok..prok..prok) Al-Qur’an
Temanku? (Prok..prok..prok) Semua
Musuhku? (Prok..prok..prok) Setan

Terdengar mereka sangat bersemangat ketika bernyanyi sembari bertepuk tangan mengikuti irama lagunya. Namun saya sangat menyayangkan satu hal yang sangat penting yang seharusnya tidak ada didalam lagu tersebut.

Dalam lirik terakhir yakni "Musuhku? (Prok..prok..prok) Setan", ada sesuatu yang seharusnya dihindari untuk disampaikan kepada anak-anak usia dini. Bukan soal benar atau salah pada tekstual lirik tersebut, namun lebih ke siapa yang menyenyikan lirik tersebut.

Esensi dari lirik tersebut menyiratkan bahwa musuh kita adalah setan, ini tidaklah salah. Namun perlu diingat bahwa kata "musuh" adalah sesuatu yang seharusnya dihindari untuk disampaikan pada anak usia dini. Dikarenakan mereka belumlah berada pada usia dimana mereka akan memahami makna lirik tersebut.

Saya lebih menitikberatkan pada kata musuh yang sarat makna kebencian didalamnya. Bisa dibayangkan saat usia dini mereka ditanamkan kata-kata sarat kebencian, kelak besar mereka akan seperti apa.

Disini saya hanya menginginkan pembelajaran dan permainan untuk anak-anak usia dini lebih mengedepankan pendidikan yang sarat akan hiburan yang menyenangkan, bukan hiburan yang mendidik kebencian.

Apakah salah? Bukankah mereka senang menyenyikannya? Jawabannya, tidak salah sepenuhnya dan memang mereka senang menyanyikannya. Tapi ingatlah, mereka tidak akan mengerti pada apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Apa yang ibu dan bapa guru ajarkan pasti akan selalu diterima dengan kepolosan. Dan kata bermakna negatif seperti "musuh", jangan sampai tertanam pada otak mereka. Kasihani masa depan mereka.

Nb. 

Author : Imam Ahmad Turmudzi

Sunday, March 15, 2015

LEADERSHIP (Kepemimpinan)


"Pemimpin adalah orang yang mengetahui suatu cara; menjalankan dan sekaligus menunjukkan cara tersebut."
John C. Maxwell
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi, memberi contoh dan memberjalankan suatu sistem kerja dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam arti luas, seorang pemimpin adalah orang yang mampu berdiri (memimpin) orang banyak untuk memberi arahan dan contoh dalam suatu sistem kerja dengan cara yang sistematis, sehingga tujuan dari sistem kerja tersebut dapat tercapai.
Suatu lembaga membutuhkan pemimpin, bahkan sampai lembaga terkecil dalam rumahpun membutuhkan seorang pemimpin. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki aspek-aspek tertentu dalam memimpin suatu grup. Namun secara mendasar, seorang pemimpin dilihat dari aspek kharismatik, pandangan ke depan, daya persuasi dan intensitas.
Dalam suatu lingkungan masyarakat, penentuan pemimpin di lingkungan satu dengan yang lainnya sangatlah beragam. Pemilihan seorang pemimpin di lingkungan yang agamis akan berbeda dengan lingkungan metropolis. Mengutip dari Wikipedia.com jika dilihat dari aspek-aspeknya kepemimpinan dapat dibagi menjadi:
Kepemimpinan Yang Efektif
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya).Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader). Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.
Kepemimpinan Karismatik
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.
Kepemimpinan Transformasional
Kepemiminan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan.
KEPEMIMPINAN MENURUT PARA AHLI
-          Menurut Judith R. Gordon menyatakan bahwa seorang pemimpin harus memiliki karakter, seperti kemampuan intelektual, kematangan pribadi, pendidikan, status sosial ekonomi, human relations, motivasi instrinsik dan dorongan untuk maju (achievement drive).

-          Menurut Sondang P. Siagian (1994:75-76), bahwa seorang pemimpin itu harus memiliki ciri-ciri ideal diantaranya :
  1. Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, dan orientasi masa depan.
  2. Sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif.
  3. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik dan berkkomunikasi secara efektif.
-          Menurut Ronggowarsito, menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki Hastabrata, yaitu delapan sifat unggul seorang pemimpin yang dikaitkan dengan sifat-sifat alam diantaranya :

1.      Bagaikan surya
Menerangi dunia, memberi kehidupan, menjadi penerang, pembuat senang, arif, jujur, adil, dan rajin bekerja sehingga negara aman sentausa.
2.      Bagaiakan candra atau rembulan
Memberikan cahaya penerangan keteduhan pada hati yang tengah dalam kesulitan, bersifat melindungi sehingga setiap orang dapat tekun menjalankan tugasnya masing-masing dan memberi ketenangan.
3.      Bagaikan kartika atau bintang
Menjadi pusat pandangan sebagai sumber kesusilaan, menjadi kiblat ketauladanan dan  menjadi sumber pedoman.
4.      Bagaikan meja atau awan
Menciptakan kewibawaan, mengayomi meneduhi sehingga semua tindakan menimbulkan ketaatan.
5.      Bagaikan bumi
Teguh, kokoh pendiriannya dan bersahaja dalam ucapannya.
6.      Bagaikan samudra
Luas pandangan, lebar dadanya, dan dapat membuat rakyat seia sekata.
7.      Bagaikan hagni atau api
Adil, menghukum tanpa memandang bulu, yang salah menjalankan hukuman dan yang baik mendapat pahala.
8.      Bagaikan bayu atau angin
Adil, jujur, terbuka dan tidak ragu-ragu.
Dari penjelasan diatas, bahwa karakter istimewa yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup karakter bawaan dan karakter yang diperoleh kemudian dikembangkan pada kemudian.
Demikian sekelumit penjelasan tentang kepemimpinan. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Ameen


Saturday, March 14, 2015

Body Language (Bahasa Tubuh)



“Tidak ada manusia yang bisa menyimpan rahasia bila bibirnya diam.
Ia akan berceloteh dengan ujung jarinya. Rahasia terbersit dari seluruh pori-pori kulitnya.”
      Sigmund Freud
Bahasa tubuh merupakan proses komunikasi antar-personal nonverbal (tanpa kata-kata), berfungsi untuk menggantikan suatu kata atau frasa. Dengan menggunakan gestur tertentu, orang dapat memahami maksud dari pikiran atau gagasan yang tidak disampaikan secara verbal. Gestur ini dapat berupa isyarat,  ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, artifak (lambang yang digunakan), diam, waktu, suara, serta postur dan gerakan tubuh.
Berikut ini beberapa pengertian dari Bahasa Tubuh menurut beberapa ahli:
1.    Alo Liliweri dalam buku “Komunikasi Verbal dan Nonverbal”
Menjelaskan bahwa bahasa tubuh adalah gerakan tubuh yang merupakan sebagian perilaku nonverbal (termasuk yang anda miliki) dapat disampaikan melalui simbol komunikasi kepada orang lain. Perilaku itu sangat bergantung dari erat tidaknya hubungan dengan orang lain. Dalam bagian ini akan diuraikan komunikasi nonverbal “gerak tubuh” atau yang disebut kinesik.
2.    David Cohen dalam buku “Bahasa Tubuh dalam Pergaulan”
Mengungkapkan bahwa bahasa tubuh mampu menyingkapkan topeng-topeng kita. Apa yang dapat menerobos topeng yang kita pakai adalah “isyarat yang bocor”, isyarat yang sebenarnya tidak ingin kita berikan namun tidak dapat terkontrol. Manusia belajar menggunakan topeng sejak kecil dan banyak diantara kita dapat melakukannya dengan baik. Banyak isyarat-isyarat nonverbal tantang perasaan bersifat sangat halus dan terjadi hanya sekilas. Membacanya seperti mencoba menguraikan pola dari selendang yang dipakai seseorang yang sedang lewat. Anda dapat melakukannya, tapi membutuhkan keahlian dan latihan.
Jika diperhatikan dengan seksama gerak-gerik lawan bicara kita, banyak sekali bahasa tubuh yang dapat kita pahami. Dengan mengetahui dan memahami bahasa tubuh si lawan bicara, kita dapat menghindari kesalahpahaman dan kecanggungan dalam berkomunikasi. Sehingga memiliki kemampuan untuk dapat menginterpretasi bahasa tubuh sangatlah penting.
Berikut adalah tujuan memahami bahasa tubuh dalam berkomunikasi:
1.    Untuk menghindari kesalahpahaman dan miskomunikasi.
2.    Untuk memperkuat pengaruh komunikasi.
3.    Untuk membangun hubungan dengan lebih cepat.
4.    Untuk mengenali tanda kebohongan.
5.    Untuk mengenali adanya tanda kebosanan.
6.    Untuk mengerti apa yang tidak dikatakan dan ada dipikiran lawan bicara.
Bill Clinton, Presiden Amerika ke-42 adalah salah seorang yang sangat memperhatikan bahasa tubuhnya saat berinteraksi dengan lawan bicaranya. Sehingga siapapun yang pernah berkomunikasi dengan beliau, akan merasa nyaman. Ketika bersalaman, beliau mendekatkan (menarik) tangan lawan bicaranya ke arah perutnya. Saat berhadapan dengan lawan bicaranya, beliau selalu menempatkan tubuhnya menghadap pada sang lawan bicara. Ketika lawan bicaranya sedang berbicara, beliau selalu memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama. Ketika berbicara dalam forum, beliau akan selalu memandang seluruh peserta forum seperti sedang mencari-cari harta karun. Dan tak lupa, beliau tidak pernah luput dari senyum. Tidak salah jika dunia mengenal beliau sebagai salah satu The Charismatic President.
Sebagaimana contoh di atas, bahasa tubuh mendapat peran yang sangat penting dalam berkomunikasi. Berikut ini adalah fungsi bahasa tubuh menurut Mark L. Knapp:
1.    Repetisi
Mengulang kembali gagasan yang sudah disampaikan secara verbal.
Contoh:
Anak kecil yang menjawab mau diajak ke Dufan akan mengiyakan sambil melompat-lompat senang.
2.   Subtitusi
Menggantikan lambang verbal.
Contoh:
Tanpa mengatakan sepatah katapun, bila seseorang menggeleng maka lawan bicaranya akan tahu bahwa itu sebagai tanda ketidaksetujuan.
3.   Kontradiksi
Menolak sebuah pesan verbal dengan memberikan makna lain menggunakan pesan nonverbal.
Contoh:
Seseorang mengiyakan dan menganggukkan kepala saat diminta mendekat namun lalu mengambil langkah seribu dan lari secepat-cepatnya.
Bahasa tubuhnya yang menghindari kontak dengan melarikan diri menandakan bahwa ia takut, kontradiktif dengan awal pesan verbalnya saat ia mengiyakan.
4.   Pelengkap (complement)
Melengkapi dan memperkaya pesan nonverbal.
Contoh:
Air muka yang menunjukkan rasa sakit luar biasa tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
5.   Aksentuasi
Menegaskan pesan nonverbal.
Contoh:
Kekesalan diungkapkan dengan memukul lemari.

Dan berikut ini adalah beberapa contoh Bahasa Tubuh:
Memandang ke Atas: sedang berharap atau memohon pertolongan.

Berkedip: sedang khawatir; gembira atau bahkan berarti berbohong karena sedang berada di bawah tekanan.

Menggaruk Hidung
: sedang berbohong

Mengerucutkan Bibir: sedang marah

Menggigit Bibir: mengungkapkan kecemasan, sementara menggigit bibir dengan memiringkan kepala adalah cara menggoda.

Memiringkan Kepala: ini sering digunakan oleh seorang perempuan untuk menggoda dan terlihat lebih menarik.

Memiringkan kepala akan terefek pada tiga hal yang menarik bagi pria: membuat sang wanita kelihatan lebih pendek, meniru bayi yang meletakkan kepalanya di bahu ibunya; dan memperlihatkan jenjang leher.

Leher adalah salah satu bagian yang paling rentan dari tubuh anda, memperlihatkannya kepada seseorang adalah cara untuk mengatakan secara tersirat: “aku percaya padamu”
Memijat Telinga: sedang khawatir

Mengibas Rambut: mencari perhatian

Menaikkan Alis Mata: tertarik pada seseorang atau sesuatu

Mengerutkan Alis: mengerutkan alis adalah isyarat dominasi yang sering digunakan terutama oleh laki-laki, yang menyatakan pada orang-orang: "Saya mungkin menghormati anda, tapi saya yang bertanggung jawab."

Merenggangkan Kaki: menandakan kestabilan.
Ketika anda sedang naik kereta, anda berdiri dengan kaki terpisah sehingga anda tidak kehilangan  keseimbangan. Dan itulah apa yang anda katakan ketika anda berdiri seperti ini di situasi lain: "Saya stabil."Anda memberitahu kepada orang-orang bahwa anda tidak akan mengubah pikiran anda.

Memindahkan Berat Badan: ingin melarikan diri dari percakapan

Menyilangkan Kaki: menandakan nyaman

Tangan Terbuka: menunjukkan penerimaan, niat baik dan terbuka

Arah Kaki
: menunjukkan ke arah mana mereka akan pergi

Menyembunyikan Tangan Anda: sedang mempunyai sesuatu yang dirahasiakan

Dengan  memperhatikan bahasa tubuh kita dan lawan bicara, komunikasi akan berjalan dengan nyaman dan menghindari kesalahpahaman.